PENGEMBANGAN PEMASARAN BAGI USAHA MIKRO KECIL MENEGAH PENGERAJIN TEMPE PAGUYUBAN GRAND VIONA CISEENG

Authors

  • Aldila Rahma Putri Universitas Pamulang
  • Suhandi Suhandi Universitas Pamulang
  • Melvin Zakri Universitas Pamulang

Abstract

Tempe merupakan produk pangan fermentasi yang juga merupakan makanan tradisional Indonesia dan telah banyak dimodifikasi dengan menggunakan bahan lain selain kedelai. Sudah terdapat setidaknya 6 jenis tempe dengan bahan yang selain kedelai dan salah satunya ada biji ketapang. Biji ketapang mengandung kadar protein 25,3%, lemak 16.35%, serat 11.75% dan karbohidrat 5.8%. Biji ketapang sudah mulai digunakan dalam pembuatan produk fermentasi seperti kecap, tepung dan juga tempe, hanya saja untuk tempe belum diketahui kadar gizinya. Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer atau disebut juga kapang roti, atau Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe". Tempe yang dikenal sejak zaman dahulu, terutama di Pulau Jawa adalam makanan pelengkap makanan pokok berupa makanan sumber protein tinggi yang rendah kolesterol. Harga jual tempe dan tahu masih rendah dibandingkan dengan makanan sumber protein lainya, misalnya ikan dan daging ayam. Menurut penelitian pasar, sebagian besar produk tempe dan tahu masih merupakan konsumsi masyarakat kelah bawah, karena kualitas dan cara pengolahan serta penyalurannya masih tradisional, termasuk dalam sanitasi dan higienitasnya. UMKM Produk Tempe merupakan UMKM yang bergerak dalam bidang industri pangan yang memproduksi tempe dengan bahan dasar kedelai impor berkualitas. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan langsung ke lapangan di ketiga UMKM tempe di Grand Viona Ciseeng , dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menunjukkan bahwa penerapan manajemen pemasaran pada UMKM tempe di Grand Viona Ciseeng ini, dengan menerapkan manajemen pemasaran yaitu perencanaan pemasaran, implementasi pemasaran, dan pengendalian atau evaluasi kegiatan pemasaran. Selama masa transisi setelah pandemi covid-19 ketiganya ada yang mengalami penurunan produksi dan kesulitan dalam pemasarannya namun ada juga yang mengalami kenaikan permintaan, namun ketiganya mampu bertahan saat pandemi covid-19. Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha tempe yakni meningkatkan kualitas, kuantitas dan kontinyuitas produksi tempe, perbaikan sarana dan prasarana produksi, dan sumberdaya manusia serta penanaman modal swasta dengan dukungan dari pemerintah.

Downloads

Published

2024-02-10

How to Cite

Putri , A. R. ., Suhandi , S. ., & Zakri, . M. . (2024). PENGEMBANGAN PEMASARAN BAGI USAHA MIKRO KECIL MENEGAH PENGERAJIN TEMPE PAGUYUBAN GRAND VIONA CISEENG. Praxis: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1), 61–65. Retrieved from https://pijarpemikiran.com/index.php/praxis/article/view/660